LUWU UTARA, Kapitanews.id – Perpustakaan Daerah Kabupaten Luwu Utara pada tahun 2022 ini, kembali mengukir prestasi dengan dinyatakannya sebagai pemilik perpustakaan terbaik.
Sebelumnya, pada tahun 2021 lalu, menerima penghargaan dalam Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
Pada waktu itu, Kabupaten Luwu Utara juga dinyatakan terbaik, untuk tingkat daerah (kabupaten/kota), maupun dalam wilayah (desa/kelurahan) selingkup Indonesia.
Adapun penyerahan penghargaan program TPBIS kali ini, berlangsung saat malam Apresiasi Peer Learning Meeting Nasional di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Minggu tanggal 4 hingga 7 Desember 2022.
“Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispersipda) Luwu Utara masuk kategori terbaik tingkat nasional, ditambah 3 desa, yaitu Desa Kariango Kecamatan Baebunta, Desa Baloli Kecamatan Masamba dan Desa Pengkendekan Kecamatan Sabbang,” sebut Kepala Dispersipda Kabupaten Luwu Utara, Drs. Maharuddin.
“Masing-masing, masuk sebagai desa terbaik tingkat nasional,” tambahnya.
Maharuddin mengatakan bahwa, pihaknya terus melakukan pembinaan secara intens kepada setiap desa penerima manfaat dari Perpustakaan Nasional RI, khususnya dalam wilayah Luwu Utara.
“Tim TPBIS Luwu Utara ini, rutin melakukan rapat koordinasi dan monitoring ke desa-desa untuk memantau keaktifan dan keterlibatan masyarakat,” ungkapnya.
“Pada tahun 2021, Desa Arusu Kecamatan Malangke Barat, juga masuk kategori terbaik se-Indonesia,” lanjutnya.
Maharuddin juga menuturkan bahwa saat ini, telah terjadi perubahan paradigma terkait fungsi perpustakaan itu sendiri.
Ia menjelaskan, perpustakaan saat ini bukan lagi sekadar tempat tumpukan buku dan juga bukan tempat berkumpul semata untuk membaca atau hanya sekadar tempat mencari bahan-bahan referensi melainkan untuk melakukan pengembangan diri.
“Saat ini, perpustakan sudah berbasis inklusi. Di mana perpustakaan juga dijadikan sebagai tempat untuk berlatih dan mengembangkan diri, menjadi tempat berinteraksi dengan komunitas sosial, serta working space tumbuhnya inovasi baru,” jelasnya.
“Transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial ini, menjadi sangat penting. Program ini diharapkan, dapat memberikan pengaruh langsung bagi masyarakat di dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat,” tutupnya.