Sastra  

Sajak-Sajak Keheningan Sri Wahyuni

Puisi

Sri Wahyuni penyair asal Cepu. Foto: Kapitanews.id/Alvin

Hening Malam

Malam semakin larut
Terdengar kidung pujian mengalun lembut
Hati bergetar menahan genangan rasa
Luapan rindu bergelora
Akan belai kasih Sang Maha

Melimpah ruah nikmat kudapat
Belai kasih begitu rekat
Hingga gelisah pun tersekat

Pada hening malam
Mata terpejam larut dalam buai impian
Hingga tak terasa azan subuh menggema
Segera tunaikan kewajiban mulia

Cepu, 29 Maret 2022

 

 

Ngelangut

Rembulan sembunyi di pelukan awan
Malam begitu kelam
Ngelangut menahan rasa
Bergetar jiwa tiada terkira

Malam terasa sepi
Meski engkau selalu di bilah hati
Menemaniku sepanjang waktu
Dalam buai asmara rindu

Aku terlelap dalam pelukan malam
Hingga tak terasa subuh menjelang
Bintang timur kedipkan senyum rupawan
Sungguh indah pesona fajar

Cepu, 31 Maret 2022

 

 

Kenangan Cinta

Semilir lembut bertiup angin pantai
Terhanyut aku pada arus kenangan cinta
Seulas wajah selembut buih samudra
Jiwa bergetar menahan gejolak rasa

Ingin rasanya memutar jarum waktu
Sekadar mengulang masa lalu
Menikmati simfoni indah
Bertautnya dua jiwa dalam anyaman cinta

Sesungguhnya aku sadari
Kepergian itu kehendak Ilahi
Serangkai doa untuk belahan jiwa
Tiada pernah bertepi duhai kekasih pujaan hati

Tuhan, ijabalah doa-doa
Hadirkan selarik kebenaran
Senantiasa aku menafikan bayangan menyesatkan
Ketentuan-Mu bait terindah yang kunantikan

Cepu, 2 April 2022

 

 

Aroma Suci Ramadan

Merajut lafal zikir dan tasbih
Menyambut aroma suci Ramadan
Menghiasi kehangatan awal bulan mulia
Semata berharap rida Sang Maha Segala

Di bulan Ramadan hangat kasih-Mu
Dalam lantunan doa terindah
Bersujud luapkan gejolak rasa
Tumpahkan segala pinta

Takkan tinggalkan sedetik pun tanpa makna
Hanya berharap cahaya cinta
Menerangi bilah hati
Senantiasa bersinar kasih Ilahi

Ramadan suci hanya sekejap
Jangan tinggalkan bait tanpa makna
Sepenuh asa pertobatan diterima
Basuh noda dosa meraih fitrah jiwa

Cepu, 4 April 2022

 

 

Guratan Takjub

Di bawah pohon ceri
Sepoi bayu di tengah terik mentari
Sekumpulan awan putih
Berarak di langit biru hening

Hati terpesona pada guratan takjub
Menatap rekah senyum indah
Hingga dada bergetar menahan rasa
Berkecamuk dalam jiwa

Betapa aku takkan pernah lelah menunggu
Mekarnya hati ranum
Saling menguatkan dalam bisik rindu
Meski hanya selarik bayangmu
Doa penuh cinta untuk dambaan jiwa
Kasih tiada pernah ragu
Hangat cahaya rasa
Berpendar gemerlap dalam dada

Cepu, 7 April 2022

 

Sri Wahyuni, domisili di Cepu, tenaga pendidik yang suka menulis geguritan dan puisi. Antologi tunggalnya: Tresna Sabaya Pati (Geguritan 2021), Kidung Nyanyian Hati (Puisi 2021). Antologi puisi bersama Pelangi Cinta (Istana Puisi 2020), Bias Warna Hati (Sastra Nusa Widhita 2021), Perempuan Pengantin Puisi dalam Opera Tujuh Purnama (Jagat Sastra Milenia 2021), Gradasi Hati (2021), 100 Karya Spesial Sastra Nusa Widhita (Sastra Nusa Widhita 2021), Pelangi (K3 S – 2019), Mengeja Susuhing Angin (2021), Srikandi (2021), Semesta Karya Ungkapan Hati (2021), Bahasa Ibu Bahasa Darahku (2022), dan lain-lain.