LUWU UTARA, Kapitanews.id – Banjir kembali melanda salah satu wilayah Kabupaten Luwu Utara.
Hal ini, terjadi di Dusun Baloli Desa Baebunta Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara, Rabu (17/05/2023).
Sekaitan dengan hal tersebut, Kepala Dusun (Kadus) Baloli, Sahrun mengonfirmasi, naiknya air sungai di wilayah itu, sejak sore tadi namun mulai meluap hampir capai ketinggian lutut, termasuk di badan jalan, pada pukul 07.00 dini malam.
“Air sungai Baloli ini, mulai naik sekitar jam 5 sore, mulai menyebrang di jalan poros ini sekitaran jam 7,” ucap Sahrun ke awak media Kapitanews.id saat ditemui di sekitar wilayah yang sedang kebanjiran.
“Curah hujan memang tinggi tadi, mulai jam 1 siang sampai menjalang isya,” tambahnya.
Menurutnya, banjir terjadi akibat dari pendangkalan sungai di wilayahnya itu sehingga, saat hujan deras turun dan berlangsung secara berkepanjangan, air sungai pun meluap.
“Penyebab terjadinya banjir adalah pendangkalan sungai, khususnya di Sungai Baloli Desa Baebunta ini,” ungkap Sahrun.
Ungkapannya ini, menjadi dugaan kuatnya bersama dengan warga-warga setempat lainnya, lantaran sebelumnya, juga pernah terjadi dan melanda wilayahnya itu.
“Banjir juga pernah terjadi sebelumnya, sekitar satu bulan yang lalu,” katanya.
Ia berharap kepada Pemerintah Daerah (Pemda) atau dalam hal ini adalah SKPD terkait, segera melakukan tindakan, agar kecemasan masyarakat tidak larut saat datang hujan deras.
“Harapan kami, mewakili masyarakat Desa Baloli, ada sedikit perhatian dari pemerintah, sekiranya dapat melakukan pengerukan atau normalisasi sungai. Dan bagian hilir perlu diluruskan, jadi ketika hujan deras melanda, airnya bisa mengalir dengan bagus,” tutur seorang Kadus yang menjabat di Dusun Baloli ini.
“Beberapa waktu yang lalu, memang pernah ada alat berat yang diturunkan dari Pemda Luwu Utara untuk membersihkan sampah-sampah yang ada di sungai, namun saya rasa, itu tidak efesien karena melihat sungai yang dangkal, mestinya material berupa pasir, harus diangkut atau dikeluarkan dari sungai biar tidak ada lagi pendangkalan,” tambahnya.
“Sementara ini, untuk mengungsi belum, kami bersama warga-warga mulai memantau naiknya air ini, upaya antisipasi, kalau memang semakin tinggi, mau tidak mau, kami pastinya akan lakukan hal itu,” tutup Sahrun.