BELOPA, Kapitanews.id – Kepala Bapelitbangda Kabupaten Luwu, Mochammad Arsal Arsyad, mendorong serta berharap kehadiran proyek Food Systems, Land Use, and Restoration (FOLUR) di Kabupaten Luwu, mampu mengembalikan kejayaan Kakao di Luwu.
Dalam rapat koordinasi multi-stakeholders terkait pelaksanaan proyek FOLUR di Hotel Borneo, baru-baru ini, Arsal, memaparkan Kakao pernah mencapai puncak kejayaannya di Kabupaten Luwu, bahkan mampu mendorong perekonomian petani di Luwu jauh lebih baik di masa itu.
“Kami dari Kabupaten Luwu mengucapkan terima kasih kepada Menko Perekonomian, menjadikan Luwu salah satu dari lima daerah lokus proyek FOLUR. Luwu sendiri akan mengembangkan dua komoditi yakni Kakao dan Padi,” ujarnya.
“Harapannya proyek FOLUR ini mengembalikan kejayaan Kakao di Luwu serta memperkuat Luwu sebagai lumbung pangan di Sulsel,” tambah mantan Kepala Dinas Keuangan di Luwu ini.
Meski mengalami pasang surut harga, petani di Luwu masih konsisten menanam dan memelihara produksi Kakao dan tersebar di beberapa kecamatan di Luwu. Olehnya itu, kehadiran FOLUR di Luwu, diharapkan menjadi angin segar bagi petani Kakao.
Meski demikian, tetap diakui Arsal, komoditi padi dan kakao di Luwu saat ini makin bergeser akibat berkurangnya lahan pertanian menjadi area pemukiman, di samping persoalan harga. Melihat hal tersebut menjadi sebuah ancaman keberlangsungan pangan, Pemkab Luwu, telah melakukan langkah-langkah penanganan cepat.
Salah satunya dengan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 5 tahun 2015 tentang perlindungan lahan pertanian. Data saat ini, Kabupaten Luwu masih memiliki luas sawah sekira 33 ribu hektar.
“Melalui Perda ini, Pemkab Luwu telah menetapkan minimal 15 ribu hektar sawah di Luwu akan dilindungi dan menjadi sawah abadi. Memperkuat Perda ini, akan diterbitkan Peraturan Bupatinya dalam waktu dekat,” sebutnya.